Skip to main content

Toksin dan Detoksifikasi

Seberapa Toksik-kah Anda?

Gaya hidup modern memberikan kontribusi terhadap kandungan toksin dalam sistem tubuh kita. Saat ini toksin terdapat di mana-mana, di udara yang kita hirup, di air yang kita minum, di makanan yang kita makan, bahkan di obat-obatan yang kita konsumsi.
Toksin-toksin ini sangat berbahaya dan bersifat akumulatif, serta dapat menyebabkan kerusakan sistem detoksifikasi tubuh dan gangguan pada prosesor metabolis tubuh.
Akibatnya kita dapat menderita sakit kepala, kelelahan kronis, nyeri otot, gangguan pencernaan, gangguan pernapasan, alergi, masalah pada kulit, dan banyak lagi kerugian lain yang kita dapatkan dari toksin.
Apa itu Toksin ?

Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi fungsi sel dan struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal, dan beberapa jenis lain bersifat lebih ringan.

Sumber-sumber toksin antara lain adalah :
1. Logam berat

Contohnya raksa (Mercury, Hg), timbal atau dalam bahasa Inggris lead (Plumbum, Pb), serta aluminium (Al). Orang yang tinggal di perkotaan dan di daerah industri sangat rentan tercemar logam-logam ini.
2. Toksikan (bagi) hati

Contohnya zat-zat kimia, obat-obatan, pengawet makanan, pestisida, dan herbisida. Zat-zat ini lazim masuk ke dalam tubuh baik secara sengaja (misalnya obat), maupun secara tidak sengaja, misalnya terbawa oleh makanan (pengawet makanan, atau pestisida/herbisida yang terbawa sayuran akibat pencucian yang kurang bersih). Dalam tubuh, hati berfungsi sebagai
detoksikan bagi tubuh, bekerja mengubah zat-zat yang bersifat toksik bagi tubuh menjadi zat yang tidak toksik. Namun akibat fungsinya ini, lama-kelamaan hati juga akan rusak apabila 'diserang' secara bertubi-tubi.
3. Senyawa mikrobial

Misalnya toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri dan jamur (misalnya aflatoksin yang dikeluarkan oleh kapang yang umum terdapat dalam kacang-kacangan).
4. Produk urai protein

Dalam hal ini protein yang dimaksud adalah protein apapun yang kita makan. Hasil urai protein seperti urea dan amonia akan dibuang melalui ginjal yang bertugas menyaring darah. Sama halnya dengan hati, apabila mengalami 'serangan' bertubi-tubi, ginjal pun dapat mengalami kerusakan.


Sistem Detoksifikasi Tubuh

Tubuh kita sesungguhnya memiliki mekanisme detoksifikasi sendiri. Sistem detoksifikasi tubuh yang utama adalah :
Kulit, melalui keringat
Usus, melalui feces dan cairan lambung
Ginjal, melalui urin
Hati, melalui proses enzimatik agar toksin bisa lebih larut dan efek toksiknya berkurang/hilang

Untuk melakukan pengecekan terhadap adanya toksin tubuh, diperlukan pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter juga akan melihat sejarah penyakit seperti obesitas, diabetes, batu ginjal, psoriasis, penggunaan hormon, keterpaparan terhadap zat kimia dan logam, penggunaan antibiotik, hepatitis virus dan penggunaan alkohol. Jika perlu, sampel urin, feces, darah atau bahkan rambut bisa jadi diperlukan untuk analisis laboratorium.


Detoksifikasi oleh Hati

Kondisi hati yang normal memiliki fungsi penting untuk melindungi tubuh dari bahaya kanker, karena hampir 90 persen kanker disebabkan oleh karsinogen lingkungan, seperti air, makanan, udara dan kekurangan gizi. Namun fungsi hati ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, kurangnya aktivitas dan kurang gizi. Fungsi hati sebenarnya dapat ditingkatkan secara nyata dengan makan makanan yang bergizi, dan minum obat tradisional atau herbal drug yang berfungsi meningkatkan fungsi hati. Dengan fungsi hati yang normal, sekitar 99 persen toksin dan toksin bakteria dapat disingkirkan.

Sekali toksin telah diubah menjadi bentuk yang tidak toksik, maka toksin tersebut harus segera dibuang. Empedu menyediakan cairan empedu untuk mengangkut zat-zat toksik dan kolesterol. Di usus, cairan ini akan diserap oleh serat, dan dibawa bersama serat untuk dibuang melalui feses. Makanan rendah serat dapat mengakibatkan sedikitnya toksin yang dibuang, dan akibatnya banyak toksin yang tertinggal di dalam tubuh. Lebih buruk lagi, bakteri di usus akan mengubah toksin-toksin tersebut menjadi bentuk yang lebih berbahaya.

Proses enzimatik hati bekerja menetralisir senyawa-senyawa kimia yang tidak diinginkan seperti obat, pestisida, dan toksin dari perut. Proses ini menghasilkan radikal-radikal bebas yang bisa merusak hati, kecuali tubuh memiliki cukup antioksidan, vitamin dan mineral. Karena itu, banyak makan buah-buahan segar, sayur-sayuran, whole grain, polong-polongan, biji-bijian dan kacang-kacangan merupakan cara ideal untuk memberikan gizi yang diperlukan tubuh.

Ketika seseorang mengalami kerusakan pada proses enzimatik hati, orang tersebut akan mudah menjadi lelah, dan cenderung lebih mudah mengalami gangguan pencernaan dan alergi. Semua ini bisa dihindari apabila orang tersebut memiliki gaya hidup sehat dan selalu makan makanan yang sehat dan bergizi. Menghindari lemak, gula yang dimurnikan (refined sugar) dan alkohol adalah salah satu cara bijak menghindari kerusakan hati. Mengkonsumsi multivitamin sangatlah penting, bersama-sama dengan vitamin C, E dan Beta-karoten. Kelompok vitamin B bersifat esensial, dan herbal drugs seperti silymarin telah terbukti efektif menjaga kesehatan hati.


Bagaimana cara Detoksifikasi?

Sebenarnya kita bisa membantu tubuh melakukan detoksifikasi sendiri. Namun detoksifikasi ini memerlukan rencana yang matang dan idealnya harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu/berkala, rutin dan di bawah pengawasan tenaga medis atau dokter. Mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan aktivitas fisik yang rutin juga membantu pencernaan dan proses detoksifikasi.
1. Diet

Idealnya adalah tipe diet rendah lemak, tinggi karbohidrat kompleks. Cobalah hindari gula, alkohol, lemak, obat-obatan terlarang dan zat-zat lain yang bersifat merusak. Fokuslah pada makanan-makanan bergizi yang mengandung banyak air dan serat larut seperti apel dan pear, juga kacang-kacangan, brokoli dan kubis. Makanan yang kaya akan kandungan selnya juga sangat berguna, contohnya bawang bombay. Secara umum, makanan segar, sayuran, whole grains, polong-polongan, biji-bijian dan kacang-kacangan adalah pilihan terbaik.
2. Pembersihan dan detoksifikasi

Jamu-jamuan dapat digunakan untuk membersihkan sistem parasit dan bakteri pada usus dan juga organisme-organisme lain.
3. Puasa

Cara yang cepat untuk membuang zat-zat beracun dan meningkatkan proses pemulihan hati adalah dengan berpuasa. Jumlah hari dan jenis puasanya bervariasi. Boleh dengan puasa tiga hari hanya dengan air dan jus buah, tapi pastikan Anda mendapatkan nasihat dari profesional. Selama berpuasa, hindari kafein dan minuman bersoda. Istirahat juga penting. Setelah berpuasa, perlahan-lahan biasakan kembali tubuh Anda dengan makanan padat.
4. Suplemen

Selain menggunakan suplemen untuk kebutuhan nutrisi secara umum, gunakan
pula suplemen herbal untuk menunjang fungsi hati.

Yang lebih penting dari poin-poin di atas adalah program detoksifikasi jangka panjang yang terukur melalui perubahan gaya hidup, dan minum suplemen untuk membantu membersihkan saluran pencernaan dan menunjang fungsi hati. Puasa rutin yang dilakukan secara periodik adalah cara yang baik untuk membantu menghindari akumulasi zat-zat toksik dalam tubuh. Jika Anda mencoba mengikuti program detoksifikasi yang diberikan oleh lembaga profesional, sebaiknya Anda mengetahui bahwa tiap lembaga memang memiliki cara masing-masing namun semuanya berdasar pada prinsip-prinsip di atas.

Sumber: http://mediasehat.com/utama05.php

Comments

Popular posts from this blog

Detoksifikasi dalam 21 Hari

HARI PERTAMA SAMPAI KETIGA 04.30-05.30, minum banyak air putih sejuk sampai kencing. 06.00 minum perasan 1 buah jeruk nipis tanpa campuran apapun. 07.00 Air putih sejuk. 08.00 Blender papaya (campur jeruk siam/kino/lokam; semua serat dari kantung jeruk dimasukkan) 09.00 Air putih sejuk. 10.00 blender nanas . 11.00 Air putih sejuk. 12.00 Jus wortel. 13.00 Air putih sejuk. 14.00 Jus brokoli ( campur dengan wortel atau mentimun 1:1). 15.00 Air putih sejuk. 16.00 Jus semangka dengan kulit putihnya. 17.00 Air putih sejuk. 18.00 blender papaya+ apel atau nanas + apel. 19.00 Air putih sejuk. 20.00 Persipan tidur 21.00 Tidur 22.00 Pulas 04.30 Bangun dan minum air putih sejuk. HARI KE-4 SAMPAI KE-21 04.30-05.30 minum air putih sejuk sampai kencing. 06.00 perasan jeruk nipis tanpa campuran. 07.00 Air putih sejuk. 08.00 Jus campuran papaya+apel/ papaya+ nanas/apel+nanas/papaya+apel+nanas. 09.00 Air putih sejuk. 10.00 1- 2 gelas potongan buah segar ( pilih satu :

Makanan Sesuai Golongan Darah

Menurut hasil penelitian Dr Peter J. d’Adamo dalam buku Eat Right for Your Type, ternyata ada jenis makanan tertentu yang baik dikonsumsi oleh orang dengan golongan darah tertentu, begitu juga sebaliknya. Orang yang bergolongan darah “O” misalnya, ternyata sebaiknya tidak mengkonsumsi kopi atau teh dapat menghambat aliran energi yang dimiliki. Sebagaimana diketahui, ada empat golongan darah yang dikenal yaitu O, A, B, dan AB. Keempatnya berlaku untuk seluruh ras manusia. Entah itu orang asia, kaukasus, afrika, amerika atau australia. Nah ide d’Adamo didasarkan pada fakta yang menyatakan bahwa golongan darah “O” banyak dimiliki orang zaman pra sejarah saat mereka masih mencari makan dengan cara berburu. Itu sebabnya, menurut teori itu, orang modern yang memiliki golongan darah “O” sangat baik mengkonsumsi makanan yang kaya akan lemak dan protein. Golongan darah “A” yang baru diketahui belakangan saat pertanian ditemukan membuat para pemiliknya serta pemilik golongan darah “AB” lebih bai

Manfaat Sayur dan Buah

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun singkong, daun katuk, daun papaya, genjer dan daun kelor. Di dalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. Alpukat, apel, blimbing, jambu, jeruk, mangga, pepaya kaya akan vitamin A. Sedangkan kecambah atau toge merupakan sumber vitamin E. buah-buahan pada umumnya kaya akan berbagai jenis mineral, diantaranya